Berkaryalah sebelum kesempatan itu hilang dari hidupmu

Perjalananku Satu

Setiap perjalanan manusia pastilah meninggalkan jejak. Entah berupa kenangan atau pengalaman. Tapi bolehlah kenangan baik berupa lomba dan perajalan hidup aku tulis dalam blog ini. Karena setidaknya bisa memberi insiprasi bagi pembaca. Kenangan masa kecilku hingga sekarang bisa menjadi paramater untukku ke depannya. Tulisan ini nantinya sama sekali tidak mencoba memamerkan tentang diriku sendiri. Tapi setidaknya tulisan ini bisa ku baca kembali saat umurku semakin berlalu. Kapan lagi ku meninggalkan jejak berupa tulisan tentangku jika tidak kutulis melalui tulisan sekarang ini.

Masa kecilku cukup menjadikanku menjadi bangga. Pertama karena aku terlahir dari orangtua yang begitu sayang kepadaku. Mereka mendidikku hingga aku bisa seperti sekarang ini. Setidaknya dimanapun aku berada, aku bisa membawa nama baik mereka. Kedua adalah orangtuaku selalu menyeimbangkan pengetahuan umum dan agama. sebagai contoh : Setiap hari saya masuk sekolah jam 7 pagi dan pulang jam 12 siang. Setelah pulang sekolah aku harus mengaji di pesantren yang jaraknya hanya setengah kilo dari rumah. Di situlah aku mengaji hingga jam 8 malam. Aktivitas sehari-hari kujalani seperti itu. Jika aku tidak mengaji maka orangtua akan selalu mengingatkanku. Aku bangga dengan ayah dan ibuku.

Saat masuk taman kanak-kanak aku sudah dipilih menjadi ketua kelas. Dan entah kenapa ketika masuk SD dari kelas 1-6 saya menjadi ketua kelas. Teman-teman selalu memilihku menjadi ketua kelas. Tapi pengalaman itu baru terasa sekarang ini. Dulu aku sudah bisa dipercaya sama teman-teman. Ketika usiaku menginjak remaja, maka aku harus bisa lebih dari itu. Dalam arti bisa menjadi pemimpin yang baik. Saat SD aku selalu menjadi juara 1 hingga kelas 6. Pernah juara 2 tapi tidak pernah keluar dari 3 besar. Alhamdulillh aku bangga karena ini berkat didikan orangtua dan semangat yang diberikan oleh kakakku.

Di bidang umum aku cukup menonjol. Di bidang agama pun akhirnya aku bisa menjadi juara 2 lomba pidato tingkat anak-anak. Kemudian pernah juga menjadi santri teladan. Pernah juga juara lomba cerdas cermat tajwid. Aku cukup senang dengan prestasiku karena aku bisa membahagiakan orangtuaku. Selain itu setiap aku juara maka kakek dan nenek akan memberikan hadiah kepadaku. Entah berupa uang, membelikan bakso atau mi ayam. Itu cukup membuatku senang karena kakek dan nenek sangat perhatian sama cucu-cucunya. Dan itu terjadi sampai 2 tahun terakhir ini. Sebelum kakek meninggal. Semoga amal ibadah kakek dan nenek diterima di sisi Allah SWT. Aamiin.

Masih berputar tentang kisahku di sekolah dasar. Pernah aku mejadi delegasi lomba cerdas cermat, kegiatan pramuka dan dokter kecil. Kelas 6 SD aku didelegasikan oleh desa untuk mengikuti lomba MTQ cabang Tartil Qur'an. Itu merupakan perjalanan awalku mengikuti lomba MTQ bersama kakakku. Tetapi kakak mengikuti MTQ cabang Syarhil Qur'an. Alhamdulillah kakak menjadi juara 2 dan saya kalah. Tapi tidak mengapa bagiku. Aku hanya dua bersaudara. Aku dan kakakku. Tapi dalam lomba apa pun kami berdua selalu didelegasikan untuk mengikuti. 

Masa SMP merupakan masa yang hampir sama dengan SD. Mengapa? Karena di SMP, mulai kelas 1-3 saya kembali dipilih menjadi ketua kelas. Bukan hanya itu. Saat di kelas 2 saya terpilih menjadi ketua osis. Dan saat SMP peringkatku selalu juara 2 dan sekali juara 4. Juara 1 diperoleh oleh temanku yang berasal dari desa sebelah. 

Kelas 2 SMP saya kembali mengikuti lomba MTQ. Sekarang tidak lagi ikut cabang Tartil Qur'an tetapi berubah ke cabang Fahmil Qur'an atau cerdas cermat pemahaman Al Qur'an. Alhamdulillh saya menjadi juara 3. Kemudian kelas 3 SMP kembali saya mengikuti lomba MTQ tingkat kecamatan dan berhasil menjadi pemenang. Orangtuaku bangga, kakek dan nenek juga bangga. Semua keluargaku bangga karena aku berhasil membawa piala ke rumah. Kemudian berlanjut saat kelas 1 SMA saya didelegasikan oleh kecamatan untuk mnegikuti lomba MTQ tingkat kabupaten. Sekarang tanggung jawabku lebih besar. Karena membawa nama kecamatan yang terdiri kurang lebih 26 desa. Saya kemudian harus melawan dengan perwakilan dari beberapa kecamatan. Dan mereka rata-rata mahasiswa semester awal dan dari kampus berbasis islam seperti IAIN, STAI dan sekolah tinggi islam lainnya. Tapi saya baru kelas satu SMA. Tapi itu tidak menjadi masalah bagi saya. Saya siap menghadapinya. Perlombaan berlangsung. Dan Alhamdulillah aku menjadi pemenang lomba MTQ. dan berikutnya saya harus mewakili kabupaten ke propinsi. Cukup di sini dulu ceritaku. Besok saya sambung lagi dalam perjalananku dua. Semoga ini bisa menginpirasi bagi siapa saja. Yang jelas semua butuh kerja keras dan perjuangan.

Tag : Perjalananku
0 Komentar untuk "Perjalananku Satu"

Sahabat, silakan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam Karya

Back To Top