Menulis puisi terkadang harus puitis. Atau memang harus puitis. Tapi puisi akan menarik jika yang membaca merasa tersentuh jiwanya. Atau menurut Kyai Acep Zam Zam Noor, puisi yang menarik itu adalah puisi yang bisa bikin bulu kuduk merinding. Namun apa pun itu, andalah yang berhak menilai puisi itu layak disebut puisi atau tidak. Saya suka dengan pusi Zainal Arifin Thoha (Alm), bahasanya tidak terlalu tinggi namun menyentuh, puisi nya berjudul Antara pondok dan pasar. Berikut puisinya.
ANTARA PONDOK DAN PASAR
Apakah lagi yang memburu
ketimbang angan-angan antara
gemerlap indahnya rindu
Sebakda shubuh engkau membalah
lalu merantang dagangan ketika
jarum menunjuk angka tujuh
kemudian matahari tengah siang
membalutmu dengan peluh berlinang
sore engkau pergi ke Jombang
melemaskan bahasa meraih kenangan
melamnya kembali membaca kitab
kepada Tuhan di nyaris pagi engkau meratap
apakah lagi yang lebih memburu
ketimbang kelelahan yang berlalu
sedang di depan hidup
senantiasa kita tak tahu
(Dimuat Harian Umum Yogya Post, 11 Januari 1997)
Tag :
Puisi
0 Komentar untuk "Puisi Zainal Arifin Thoha (Alm)"
Sahabat, silakan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam Karya