Berkaryalah sebelum kesempatan itu hilang dari hidupmu

Kita Membenci Kemacetan Tetapi Kita Menerimanya

Dari sisi manapun, manusia terkadang harus bisa menempatkan posisinya pada tempat dan waktu yang tepat. Lihat saja, setiap hari anda menjumpai kemacetan di mana-mana. Bukan hanya di kota besar seperti Jakarta, bahkan kota-kota kecil terdapat banyak kemacetan. Masalahnya bukan hanya karena kepadatan lalu lalang kendaraan, tapi karena banyak jalan rusak yang tidak bisa dilewati. Jalan yang seharusnya digunakan untuk 1 kendaraan terpakasa harus bergantian dari dua jalur yang berbeda. 

Anda mungkin sangat membenci dengan kemacetan tersebut, tapi anda terpaksa harus menerimanya bukan? Uang yang seharusnya digunakan untuk membuat jalan tapi tidak ada kejelasannya. Kota-kota besar seperti Jogja, dan sekarang saya tinggal di kota gudeg ini sudah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Dulu ketika masuk kuliah awal, tepatnya tahun 2005, kota ini masih nyaman dipandang, dan bahkan kemacetan terlihat belum ada. Walaupun kendaraan yang ada dikota ini sebenarnya merugikan Jogja sendiri--alasannya adalah banyak yang mendatangkan kendaraan dari luar Jogja, kemudian digunakan untuk aktifitas sehari-hari di Jogja, namun ironisnya mereka membayar pajak di kotanya masing-masing. Kasarnya, di kota ini hanya untuk membuat pencemaran udara saja, sedangkan pemasukan pajak diberikan di kotanya masing-masing.

Tapi itulah Jogja. Sri Sultan pernah mengutarakan bahwa "tidak masalah anda datang dari manapun dan dari suku atau etnis manapun, tetapi jangan membuat keributan di kota ini". Begitulah imbauan dari beliau setelah terjadi penembakan terhadap 4 orang di LAPAS Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Untuk itu, bersyukurlah kita diterima di kota ini; bebas belajar, bebas makan dengan harga murah, dan bebas mengembangkan bisnis di sini. 

Kembali ke masalah kemacetan. Di jalan ringroad Utara tepatnya dipersimpangan Jombor, sekarang sudah dibangun jembatan layang. Hal ini dimaksudkan agar kemacetan bisa teratasi. Karena lama-kelamaan jika tidak segera ditanggapi secara serius maka Jogja bisa seperti Jakarta. Untuk itu, anda bisa menjadi pemecah masalah dalam setiap persoalan dimanapun. Kemacetan bisa diatasi asal kita sadar bahwa menegakkan tata tertib lalu lintas wajib dijalankan. Jalanlah pada jalan yang pantas dilewati, jangan membuat kegaduhan dan tidak tertib. Karena bisa jadi, karena anda yang ugal-ugalan, nyawa orang lain melayang. Dan mungkin nyawa anda sendiri bisa melayang. Mari tegakkan disiplin dari sekarang. 
Tag : Serba-Serbi
0 Komentar untuk "Kita Membenci Kemacetan Tetapi Kita Menerimanya"

Sahabat, silakan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam Karya

Back To Top