Hmm..Pertanyaan "Puisi yang baik itu seperti apa?". siapa pun akan susah menjawabnya. Sekelas sastrawan sekalipun pasti akan menilai dengan penilaian yang berbeda. Mungkin, hehe. Namun semenjak Chairil Anwar mengenalkan puisi tanpa berima ABAB atau AAAA atau sejensinya, maka puisi kemudian menjadi sesuatu yang bebas. Bebas dalam arti seuai dengan tata aturan pembuatan puisi. Menairknya lagi, pembaca terkadang dibuat pusing, dan bahkan tidak paham puisi yang dibuat oleh penyairnya. Namun itulah kehebatan puisi.
Puisi itu pastinya menyampaikan pesan. Jika tidak maka bukan puisi. Penyair pastilah berpikir berulang-ulang dalam pembuatan puisi. Mensinkronkan kata demi kata, bait demi bait, dan sampai pada tujuan yang ingin disampaikan. Puisi acap kali susah dimengerti. Ya. Itu benar adanya. Mungkin si pembuatnya yang bisa menafsirkan secara benar akan puisi yang dibuatnya.
Namun menurut penyair dan sastrawan Indonesia yaitu Sapardi Djoko Damono, kalau membuat puisi itu jangan digamblangkan. Kalau digamblangkan maka bukan puisi. Begitu juga penyair dari jawa barat. Putra kiai khos dari jawa barat yaitu Gus Acep Zam Zam Noor, beliau menyampaikan bahwa puisi yang menarik dan bagus itu adalah puisi yang bisa membuat bulu kuduk merinding. Nah ini menariknya. Saya sendiri ketika membaca puisi yang menarik maka seolah seluruh tubuh ikut menikmati puisi tersebut.
Namun puisi tetaplah puisi. Dan akan menjadi puisi jika pembuatnya mengerti apa itu puisi. Dunia indah karena da puisi. Manusia terlena karena puisi. Penyair hebat karena membuat puisi. Mungkin puisi menjadi faktor penting di dunia. Benar bukan?
Semoga tulisan tentang "Puisi yang baik itu seperti apa?" Bisa menjadi acuan bacaan bagi anda yang ingin menulis puisi.
Tag :
Catatan,
Trik dan Tips Menulis
0 Komentar untuk "Puisi yang baik itu seperti apa?"
Sahabat, silakan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam Karya