Berkaryalah sebelum kesempatan itu hilang dari hidupmu

Cek dulu Sebelum Mengirimkan Naskahmu ke Penerbit

Sudah lama nggak #RabuEditing nih. Yok kita Rabu Editing dulu yuk biar bisa jadi penulis dan pembaca yang smart. Inilah #RabuEditing, karena setiap penulis adalah editor pertama dari karyanya. Tidak ada hal yang paling dibenci editor selain naskah yg banyak salah ketiknya (typo), susunan kalimat yg kacau, dan materi yg keliru. Diterima atau tidaknya naskah kamu, semua ada di tangan editor penyeleksi naskah. Kalau mereka keburu sebel, naskahmu bisa ditendang lho. Paling tidak, bantulah editor dengan meminimalisir salah ketik (typo). Ini soal yg remeh tetapi penting. Simpel dan seharusnya kamu bisa. Perlu diingat bahwa tugas editor itu sealaihumgambreng, nggak hanya ngurusin salah ketik. DIa harus cek data, meluweskan kalimat, dll. Susunan kalimat yg kacau masih bisa diperbaiki. Materi yang keliru bisa di googling ulang. Tapi kalau salah ketik itu ... aduh bikin gemes. Karena itu, sebelum kamu mengirimkan naskahmu ke penerbit, cobalah lakukan 6 hal berikut ini #6SelfEditing


(1) Baca ulang seluruh naskahmu, dua atau tiga kali, sebelum dikirim ke penerbit.

Dengan membaca ulang naskah, kita bisa menemukan salah ketik, kalimat yang kurang lengkap, atau materi yang janggal. Maksimalkan dirimu dalam mengedit sendiri naskahmu, setelah itu baru kita serahkan ke tangan editor. Paling tidak, edit salah ketiknya saja. Proses mengedit sendiri naskah ini sering disebut juga sebagai proses kreatif kedua. Banyak penulis yg merasakan manfaatnya lho. Sering kali, saya kita membaca ulang tulisan kita, kadang muncul ide bagus yg bakal membuat naskahmu makin bagus. Ini nyata lho.



(2) Periksa kembali kata, kalimat, dan tanda baca
Nggak harus muluk-muluk, pokoknya asal naskah kita menaati aturan dasar bahasa Indonesia, misalnya (a) Kalimat dimulai dengan huruf besar. (b) Kalimat diakhiri dengan tanda titik, atau tanda seru dan tanda tanya sesuai konteks kalimatnya. (c) Dialog kudu diapit tanda petik ganda. Nama orang dan penamaan geografis harus dimulai dengan huruf besar. Admin "Jacob" bukan "jacob". "Jogja" bukan "jogja". Yah pokoknya aturan-aturan dasar dalam tata bahasa Indonesia kudu diperhatikan. Ini berlaku untuk naskah teenlit juga lho ya. Dalam menulis, kreatif yang taat aturan itu lebih menyenangkan untuk dibaca ketimbang kreatif yang mengabaikan aturan dasar berbahasa.



(3) Cek apakah naskah kita sudah hemat halaman atau boros halaman.
Pisahkan bab baru dengan halaman baru. Pastikan spasi antar baris dan antar paragraf sama. Samakan ukuran dan jenis font. Sesuaikan halaman. Tips: tekan (CTRL + A), lalu tekan (CTRL + 2) untuk spasi ganda, lalu klik "Page Layout" dan nol kan bagian "indent" dan "spacing".  



(4) Periksa kembali judul-judul bab. Pastikan keduanya saling berkaitan dan tepat makna.
Walau kadang penerbit sendiri yg menentukan judul buku, tetapi penulis juga kudu tegas dan memberikan judul pilihannya.Judul yg keren itu adalah judul yang unik, tidak biasa, menimbulkan rasa penasaran, mengingatkan kita pada sesuatu, menangkap perhatian mata. 



Judul biasa : Diary Admin Jacob yang Ganteng 
Judul menawan : Ganteng-Ganteng Gila, Catatan Seorang Admin Jacob



(5) Cek lagi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh penerbit yang hendak kita tuju. 
Kalau penerbit minta jumlah halaman maksimal adalah 300 hlm spasi ganda A4, maka taatilah. Jangan lebih dari itu. Sebagus apapun naskah novelmu, kalau kamu mengirimkannya ke penerbit buku-buku pertanian ya tetap nggak diterima... (¬ -̮ ¬).  Sebelum dikirim, cek dulu ya persyaratan pengiriman naskah dari penerbit yang kamu tuju. Sudah dibilang kalau @divapress01 sedang tidak menerima naskah novel dulu. Tapi tetep maksa dikirim. Pas ditolak, marah-marah #AdminRapopo. Setiap penerbit punya kebijakan masing-masing dalam penerimaan naskah. Cobalah pahami itu dan naskah kalian akan lebih cepat diterima :))



(6) Setelah merasa mantap, segera kirimkan naskahmu ke penerbit. Kemudian, biarkan semesta bekerja dan kita tinggal berdoa 
Setiap naskah punya jodoh (penerbitnya) masing-masing. Berdoalah agar naskahmu bertemu dengan penerbit yang berjodoh dengannya. Selama proses evaluasi, biarkan tim editor bekerja dengan tenang. Jangan sebentar-sebentar menelpon menanyakan kabar naskahmu. Bersabarlah. Masak iya baru sebulan masukin naskah, udah telpon bolak-balik seminggu sekali nanyain naskah. Ini bikin editor sebel lho. Paling tidak, tunggulah selama 1 - 2 bulan setelah kamu mengirimkan naskah, baru setelah itu kamu bisa menanyakannya. Yang sopan tapi ya :)) Sementara menunggu naskah kita diterima atau tidak, mengapa tidak menunggu sambil menulis karya yang baru? Ini jauh lebih positif. Serahkan naskah kita kepada semesta, lupakan sejenak dia. Fokuslah untuk menghasilkan karya selanjutnya. Keren ini mah! 



Ok, segitu dulu materi #RabuEditing edisi pekan ini. Semoga bermanfaat. Sekarang Admin mau ikut kampanye #eh promo buku :))




Gambar: lz95.net
0 Komentar untuk "Cek dulu Sebelum Mengirimkan Naskahmu ke Penerbit"

Sahabat, silakan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam Karya

Back To Top