Tulisan ini menarik bagi saya. Namun kenyataannya memang demikian. Tradisi keilmuan islam masa kini terkadang dipertanyakan. Bagaimana tidak, mari merenenung sejenak.
Ilustrasi Gambar |
Yang
hilang dari tradisi keilmuan keislaman kita masa kini ialah dienyahkannya
khazanah tradisi Islam sendiri oleh cendekiawan-cendekiawan muslim sendiri
akibat termehek-mehek sama tradisi keilmuan Barat. Mengutip
pemikiran Ali bin Abi Thalib dianggap kuno dan tak ilmiah ketimbang memgutip
Derrida.
Kita
menjadi tak bangga pada tradisi keilmuan kita sendiri. Sungguh aneh! Sejarah
mencatat bahwa kemajuan Barat hari ini merupakan buah dari tekunnya bangsa
Barat berguru kepada kantong-kantong tradisi keilmuan Islam di masa lalu.
Tentu
ini tidak perlu dipahami bahwa kita tidak perlu mempelajari tradisi keilmuan
Yunani, modernisme, dan postmodernisme. Tidak. Kita perlu selalu menyerap ilmu
dari manapun sumbernya. Begitulah yang dulu juga diperagakan Baitul Hikmah di
era Abbasiyah.
Hanya
saja, sungguhlah berbeda buah ilmunya antara muslim yang tekun merawat spirit
keilmuan Islam dengan muslim yang mendem rasionalisme sekuler Barat. Apa yang
kita sebut sakralitas dan normativitas Islam menjadi tak diperjuangkan lagi.
Tradisi Islam dianggap kolotan dan kolokan. Kita menjadi gamang untuk sekadar
memetakan Yang Sakral dan Yang Profan.
Jika
kitapun demikian mentalnya, lalu apa bedanya dengan cendekiawan yang tak
mengenal shalat, puasa, dan berhaji?
Baca juga: Tips dan Triks Menulis.
Sumber: https://www.facebook.com/edi.akhiles/posts/1083151425043308?fref=nf
Tag :
Serba-Serbi
0 Komentar untuk "Yang Hilang dari Tradisi Keilmuan Islam Masa Kini"
Sahabat, silakan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam Karya